Wagub Kalbar Buka Rakor Audit Kasus Stunting di Sekadau

Editor: Redaksi author photo

Rapat Koordinasi (Rakor) Audit Kasus Stunting (AKS) Kabupaten Sekadau Tahun 2022.
Sekadau Kalbar, Borneopost.id - Wakil Gubernur Kalimantan Barat, H. Ria Norsan mengahadiri dan membuka kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Audit Kasus Stunting (AKS) Kabupaten Sekadau Tahun 2022. Kegiatan dilaksanakan di salah satu hotel yang ada di Sekadau, Rabu (14/9/2022).

Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Sekadau, Subandrio mengatakan dalam melaksanakan upaya percepatan penurunan stunting di berbagai tingkatan wilayah, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri dibutuhkan kerjasama lintas sektoral dan program dengan kata lain perlu konvergensi lintas program dan sektor yang juga menggandeng pemangku kepentingan, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat.

"Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) juga harus segera dilaksanakan mulai tingkat Kabupaten, Kecamatan dan seluruh desa, termasuk juga pembentukan Tim Audit Kasus Stunting Kabupaten Sekadau," kata Subandrio.

"Maka dari itu, kita harus optimis membangun kerjasama yang kuat dan juga butuh keterlibatan seluruh masyarakat agar Stunting di Bumi Lawang Kuari khususnya dan di Indonesia umumnya dapat kita atasi," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, H. Ria Norsan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, terutama untuk Pemerintah Kabupaten Sekadau atas komitmen dan dukungan yang telah berkontribusi dalam upaya penurunan stunting di provinsi Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Sekadau.

"Kegiatan Audit Kasus Stunting dilaksanakan untuk mengetahui penyebab terjadinya stunting, dengan mengetahui penyebab tersebut diharapkan dapat dilakukan upaya preventif, sehingga kasus tersebut tidak terjadi dan terulang kembali," kata Norsan.

"Strategi Audit Kasus Stunting (AKS) merupakan upaya untuk melakukan deteksi dini, untuk selanjutnya dilakukan intervensi yang tepat, baik intervensi spesifik maupun intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen," tambahnya.

"Untuk itu, melalui kegiatan AKS ini diharapkan dapat dilakukan penguatan dan konvergensi program serta memastikan intervensi spesifik dan sensitif sampai pada sasaran," harapnya.

"Saya juga berharap semoga tim AKS yang dibentuk dapat berkerja sesuai dengan waktu yang disediakan, yaitu 2 kali dalam setahun. Diharapkan juga agar dibulan September ini, AKS tahap 1 dengan seluruh tahapannya dapat terlaksana dengan baik," pungkasnya.(yati)

Share:
Komentar

Berita Terkini